Selasa, 03 Mei 2011

Tugas Perekonomian Indonesia Ke-7 (Minggu ke-13)

Nama : Nurlita
NPM : 25210182
Kelas : 1EB18


DATA UTANG LUAR NEGERI INDONESIA
SAAT INI

          Data mengenai utang luar negeri yang saya tampilkan ini merupakan data yang saya dapat dari Laporan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia Vol : II Maret 2011 yang merupakan media publikasi bersama antara Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, yang menyajikan data utang luar negeri Pemerintah Pusat, Bank Indonesia dan sektor swasta. Namun, utang luar negeri dimaksud tidak mencakup contingent liability. Penyusunan Statistik Utang Luar Negeri dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan adanya informasi utang luar negeri nasional yang komprehensif, dapat dan mudah dibandingkan (comparable) serta terpercaya (realiable).Kebutuhan dimaksud juga didorong oleh faktor potensi risiko utang luar negeri yang dapat menjadi salah satu pemicu kerentanan (vulnerability) perekonomian Indonesia yang pada gilirannya dapat menciptakan biaya tersendiri bagi perekonomian. Oleh sebab itu, penyajian Statistik Utang Luar Negeri Indonesia ini sangat relevan sebagai bahan monitoring dan pengendalian terutama bagi pelaku pasar dan penyusun kebijakan.

          Dalam publikasi ini, utang luar negeri didefinisikan sebagai utang penduduk (resident) yang berdomisili di suatu wilayah teritori ekonomi kepada bukan penduduk (non resident). Konsep dan terminologi utang luar negeri mengacu pada IMF’s External Debt Statistics: Guide for compilers and Users (2003), beberapa ketentuan pemerintah Republik Indonesia dan Peraturan Bank Indonesia.

          Materi publikasi ini mencakup data tentang komitmen, posisi, flows (penarikan dan pembayaran), dan indikator kerentanan (vulnerability). Posisi utang luar negeri Indonesia disajikan menurut kelompok peminjam (Pemerintah, Bank Indonesia dan Swasta), sektor ekonomi, jenis mata uang, jenis kreditor, jenis instrumen serta jangka waktu, baik asal maupun sisa waktu. Dengan demikian, Statistik Utang Luar Negeri ini dapat digunakan untuk mengukur perkembangan berbagai sektor ekonomi dalam kaitannya dengan penyerapan utang luar negeri, mengukur risiko utang jangka pendek dan mengantisipasi kebutuhan valas untuk pembayaran utang.

          Dari 2005 sampai dengan 2010, posisi utang luar negeri Indonesia secara nominal meningkat sebesar USD65,5 miliar (48,7%). Peningkatan terjadi baik pada utang luar negeri pemerintah maupun swasta. Namun demikian, pada periode yang sama peningkatan utang luar negeri tersebut diikuti peningkatan PDB yang relatif lebih besar yaitu sebesar USD424,0 miliar (146,5%).

          Secara umum beberapa indikator beban utang luar negeri Indonesia telah memperlihatkan perbaikan signifikan. Rasio utang luar negeri Indonesia terhadap PDB terus menurun. Pada 1998 tercatat sebesar 150%, kemudian menurun menjadi 54,9% pada 2004 dan menjadi 28,0% pada 2010. Rasio utang terhadap ekspor juga mengalami penurunan secara signifikan dari 179,7% pada 2004 menjadi 108,5% pada 2010. Pada periode yang sama, debt service ratio Indonesia terlihat berfluktuasi. Pada 2006 debt service ratio mencatat angka tertinggi 25,0%, kemudian terus menurun menjadi 21,5% pada 2010.

          Sementara itu, per 31 Desember 2010, rasio total utang pemerintah (dalam dan luar negeri) terhadap PDB menurun tajam menjadi 26%, dari sebesar 47% pada 2005, dan sebesar 89% pada 2000. Nilai rasio utang pemerintah terhadap PDB yang moderat merupakan cerminan dari kebijakan fiskal yang efisien dan berhati-hati.





          Utang luar negeri Indonesia yang disajikan dalam publikasi ini adalah utang luar negeri pemerintah, bank sentral dan swasta.

          Utang luar negeri pemerintah adalah utang yang dimiliki oleh pemerintah pusat, terdiri dari utang bilateral, multilateral, fasilitas kredit ekspor, komersial, leasing, dan Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan di luar negeri dan dalam negeri yang dimiliki oleh bukan penduduk. SBN terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). SUN terdiri dari Obligasi Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan. SBSN terdiri dari SBSN jangka panjang (Ijarah Fixed Rate / IFR) dan Global Sukuk.

          Utang luar negeri bank sentral adalah utang yang dimiliki oleh Bank Indonesia, yang diperuntukkan dalam rangka mendukung neraca pembayaran dan cadangan devisa. Selain itu juga terdapat utang kepada pihak bukan penduduk yang telah menempatkan dananya pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan utang dalam bentuk kas dan simpanan serta kewajiban lainnya kepada bukan penduduk.

          Utang luar negeri swasta adalah utang luar negeri penduduk kepada bukan penduduk dalam valuta asing dan atau rupiah berdasarkan perjanjian utang (loan agreement) atau perjanjian lainnya, kas dan simpanan milik bukan penduduk, dan kewajiban lainnya kepada bukan penduduk. Utang luar negeri swasta meliputi utang bank dan bukan bank. Utang luar negeri bukan bank terdiri dari utang luar negeri Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dan perusahaan bukan lembaga keuangan termasuk perorangan kepada pihak bukan penduduk. Termasuk dalam komponen utang luar negeri swasta adalah utang luar negeri yang berasal dari penerbitan surat berharga di dalam negeri yang dimiliki oleh bukan penduduk.

Sumber Data
          Data utang luar negeri pemerintah pusat dan bank sentral diperoleh dari Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia. Data utang luar negeri swasta diperoleh dari Bank Indonesia. Sumber data utang luar negeri swasta tersebut diperoleh dari pelaporan utang luar negeri pihak swasta sebagaimana diatur pada Peraturan Bank Indonesia No.2/22/PBI/2000 tanggal 2 Oktober 2000.

          Khusus untuk data utang luar negeri swasta dalam bentuk surat berharga yang diterbitkan di dalam negeri dan dimiliki oleh bukanpenduduk diperoleh dari laporan bank kustodian.

Utang Luar Negeri Indonesia
Tabel I.1
Penggunaan istilah “Non-bank Financial Corporation” mengacu pada buku External Debt Statistics, Guide For Compilers and Users, IMF. Pada beberapa publikasi, juga digunakan istilah “Non-bank Financial Institutions (NBFIs)”.


Tabel I.2
Sektor ekonomi lainnya antara lain terdiri dari:
- Utang luar negeri pemerintah yang direstrukturisasi melalui Paris Club dan Moratorium. Hasil restrukturisasi tersebut merupakan penggabungan beberapa loan dari berbagai sektor ekonomi.
- Utang luar negeri swasta yang berbentuk surat berharga domestik yang dimiliki oleh bukan penduduk.


Tabel I.3
Utang luar negeri dalam mata uang Rupiah (IDR) mencakup surat berharga domestik yang dimiliki oleh bukan penduduk. SDR adalah instrumen yang dikembangkan oleh IMF pada tahun 1969, yang merupakan aset cadangan devisa yang dapat digunakan untuk memperkuat cadangan devisa suatu negara. SDR juga berfungsi sebagai unit rekening IMF dan beberapa organisasi internasional lainnya. Nilai SDR dihitung berdasarkan komposit mata uang internasional utama (Euro, Pound Inggris, Yen Jepang dan dolar Amerika Serikat) berdasarkan rasio tertentu.


Tabel I.4
Utang luar negeri IMF telah dilunasi pada Oktober 2006.




Tabel I.5

Tabel I.6


Tabel I.7

Tabel I.8

Tabel I.9
Rencana pembayaran disusun berdasarkan data posisi akhir Maret 2010.

Tabel I.10
 
Sumber :
http://www.dmo.or.id/dmodata/5Statistik/9BukuStatistik_ULN/Statistik_Utang_Luar_Negeri_Indonesia_Maret_2011.pdf


Tidak ada komentar: