Sabtu, 14 Mei 2011

Tulisan Perekonomian Indonesia Ke-5

MENGUKUR OUTPUT (KELUARAN) EKONOMI

          Ada 3 ukuran keberhasilan ekonomi makro, di antaranya yaitu : output (keluaran), unemployment (pengangguran) dan price stability (stabilitas harga). Nah, dari ketiga ukuran tersebut itulah, kita dapat mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan ekonomi makro yang telah diterapkan.

          Dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas tentang bagaimana mengukur output (keluaran) ekonomi makro. Mari kita simak bersama pembahasan mengenai hal ini secara lebih mendalam.

Produk Domestik Bruto (PDB)
          Ukuran output yang paling banyak digunakan adalah Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Bruto (GDP). PDB merupakan total nilai (dalam satuan mata uang) dari semua produk akhir, baik berupa barang maupun jasa di suatu negara. Jadi, perlu diperhatikan di sini, pengukuran ditujukan kepada produk akhir, bukan produk antara.

          Kemudian bagaimana menghindari penghitungan ganda karena barang yang sejenis bisa digunakan oleh pemakaian akhir, seperti rumah tangga, tetapi bisa juga digunakan oleh suatu produsen sebagai bahan masukan untuk memproduksi barang lain lagi? Untuk menghindarinya, diterapkanlah prinsip nilai tambah (value added). Prinsipnya, hanya nilai tambah saja yang dihitung ke dalam PDB bagi setiap produsen.

          Pada dasarnya ada 3 cara untuk menghitung PDB, diantaranya yaitu : pendekatan output, pendekatan pengeluaran, dan pendekatan pendapatan. Selama penghitungan dengan ketiga cara dilakukan secara konsisten, ketiga penghitungan PDB akan menghasilkan PDB yang sama.

A. Pendekatan Output
          Berdasarkan pendekatan output, PDB dihitung berdasarkan hasil produk, baik barang maupun jasa, yang dihasilkan oleh produsen. Jadi, PDB merupakan total nilai yang dihasilkan petani, produsen sepatu, produsen minyak, produsen mie instan, dan lain sebagainya.

          Bank Indonesia mengelompokkan produsen-produsen barang maupun jasa ke dalam 9 sektor, di antaranya yaitu :
1. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan
2. Sektor pertambangan dan penggalian
3. Sektor industri pengolahan
4. Sektor listrik, gas dan air bersih
5. Sektor konstruksi
6. Sektor perdagangan, hotel dan restoran
7. Sektor pengangkutan dan komunikasi
8. Sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan
9. Sektor jasa-jasa

B. Pendekatan Pengeluaran
          Penghitungan PDB berdasarkan pendekatan pengeluaran didasari oleh prinsip sederhana, yaitu : selama semua barang yang dihasilkan di suatu negara dibeli semuanya oleh masyarakat di suatu negara, maka nilai produk sama dengan nilai pengeluarannya. Namun yang menjadi pertanyaan sekarang, siapa saja yang membeli produk yang dihasilkan di suatu negara? Yang membeli produk yang dihasilkan oleh suatu negara ada 4 pihak, di antaranya yaitu :
1. Konsumen akhir
Konsumen akhir adalah pihak yang membeli produk untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya sendiri.
2. Pemerintah
Pemerintah adalah pihak yang membeli suatu produk untuk keperluan konsumsi maupun investasi.
3. Pihak swasta
Pihak swasta adalah pihak yang membeli produk untuk keperluan peningkatan dan operasional perusahaan.
4. Pembeli dari luar negeri
Pembeli dari luar negeri adalah pihak pemerintah maupun pihak swasta di luar negeri yang memberi peluang bagi produsen Indonesia untuk melakukan ekspor.

          Namun perlu kita ingat, bahwa ada sebagian produk yang dikonsumsi oleh penduduk Indonesia berasal dari luar negeri yang diperoleh melalui kegiatan impor. Oleh sebab itu, nilai ekspor yang diperoleh di atas perlu dikurangi dengan besarnya nilai impor yang dilakukan.
Secara sistematis, PDB dengan menggunakan pendekatan pengeluaran dapat ditunjukkan dengan rumus berikut :

Keterangan :
C = konsumsi masyarakat
G = pengeluaran pemerintah baik untuk konsumsi maupun investasi
I = investasi
X = ekspor
M = impor

C. Pendekatan Pendapatan
          Menurut pendekatan ini, produk domestik merupakan penggabungan semua penghasilan yang diperoleh. Pada dasarnya, setiap output diproduksi oleh faktor-faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal, tanah. Dengan demikian, total produk sama dengan total pendapatan bagi setiap faktor produksi.

          PDB berdasakan pendekatan pendapatan dapat dikelompokkan ke dalam komponen-komponen berikut :
- Kompensasi karyawan (buruh) termasuk gaji, tunjangan, dan sebagainya.
- Pendapatan sewa tanah.
- Pendapatan sewa-sewa lainnya.
- Pendapatan bunga bersih.
- Laba perusahaan.
- Pajak produksi.
- Kesalahan statistik.

          Namun dalam data Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, tidak mencantumkan uraian PDB berdasarkan pendekatan pendapatan ini.



Tidak ada komentar: